
Secara tidak sadar tiba tiba Badrun berada di sebuah tempat yang dia tidak ketahui. Tempat yang sangat tenang dan sejuk , tempat dengan udaranya yang sangat segar dan sangat menenangkan hati. Di depannya, Badrun melihat Pohon Ek yang besar dengan ayunan gantung yang sedang di duduki oleh seseorang yang terlihat agak familiar oleh Badrun. Badrun menghampirinya dengan perasaan hati yang agak berdebar gugup, karena seseorang yang sedang dia hampiri adalah seorang gadis cantik yang sedang berayun ayun santai di ayunan itu. ketika Badrun menghampirinya, gadis itu menengok ke arah Badrun dan tersenyum.
“Badrun , nam kadieu cu”.
Badrun kaget karena gadis cantik itu tiba tiba memanggil namanya , Badrun heran bagaimana gadis itu bisa tau kalau nama dia adalah badrun.
“A.. ahh.. i.. iyaa…”
“P..punten… kalau boleh tau , nama teteh siapa ya ?” adalah kata yang hanya bisa ia ucapkan pada saat itu.
“aiih…. ari si Badrun teh , piraku tos poho sareng nini sorangan…” dengan alis yang agak mengerut kebawah gadis itu berkata dengan suara yang lembutnya.
“Imposible…” dengan wajah yang melongo dan mata yang tidak berkedip yang mengekspresikan Badrun ketika gadis itu berkata bahwa dirinya adalah neneknya.
“kok.. Nenek bisa ada disini?… Kok bisa jadi balik muda lagi ? Nenek…. Nenek kok… Cantik banget si…? Nenek……” Badrun terus melontarkan pertanyaan yang banyak tanpa henti sampai Neneknya menjitak kepala si Badrun.
“Heiih… selama ini kamu menganggap Nenek ngak cantik apa… Nenek juga pernah jadi seorang gadis cantik yang dikejar banyak lelaki tau… Nenek jitak kamu ya..” Ujar Neneknya dengan raut wajah senyum kesal.
“Udah di jitak deluan Mak….” Badrun langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa apa lagi . Kepalan Nenek yang tadinya mengepal untuk menjitak si Badrun berubah menjadi tangan yang mengelus kepala Badrun dengan lembut dilanjut dengan senyuman yang sangat penuh kasih sayang kepada Badrun oleh neneknya.
“Badrun , geus tong kudu riweuh mikirkeun emak. Sok kejar impian Badrun , Ulah mikir wae kaadaan. lamun terus weh mikirkeun kaadaan , malah moal bisa maju maju. Allah pasti memberikan banyak jalan rejeki buat kamu Drun. “ dengan suaranya yang sangat lembut Nenek Badrun terus berbicara dengan Badrun dengan memberikan motivasi-motivasi agar Badrun pergi mengejar mimpinya.
“Nek , Badrun merasa bahwa Badrun tidak akan sanggup jika pergi dengan meninggalkan Nenek yang keadaanya sedang kritis di rumah sakit. “ Dengan mata yang berkaca-kaca dia juga berkata “Tunggu Nek , Badrun pasti bisa… Bisa mencukupi kebutuhan dan membantu Nenek.”
Tiba-tiba gadis yang mengaku sebagai Nenek Badrun pun berjalan mendekati pohon Eek yang besar dan berkata “Badrun , ada saat dimana kamu harus terus maju dan berkorban… Jika kamu mau menjadi seorang yang istimewa kelak , kamu harus banyak berkorban. Entah itu adalah waktu , tenaga , ataupun kesehatan mu.. Terus lah mengejar mimpimu cu. Tapi ada satu hal yang Nenek tidak ingin kau lupakan juga , itu adalah selalu ingat bahwa kelak nanti ada kehidupan akhirat yang menunggu.” . Badrun tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Neneknya dia hanya bisa mengeluarkan ekspresi wajah yang khawatir, dan lalu Gadis yang mengaku sebagai Nenek badrun berkata lagi “Tidak usah khawatir , tidak usah bingung , tidak usah ragu , selama apa yang kamu kejar itu adalah hal yang berguna. Nenek pasti akan selalu berada di samping mu , teruslah berusaha cu , allah pasti akan membantu orang yang berusaha keras.
Seketika Badrun terbangun dari tidurnya dengan kucuran air mata yang masih mengalir di matanya. Badrun langsung mengusap air mata itu dan bergegas pergi keluar kamar. dengan cepat dia membersihkan dirinya dengan mandi dan langsung pergi keluar rumah. kakak Badun melihat badrun yang sedang pergi keluar ;
“Hoii Badrun , kau mau pergi kemana ? Kau belum makan ini… “ Kakaknya berkata dengan suara yang agak kencang dengan wajah yang sedikit kebingungan. “Nanti Badrun makan , simpan saja dulu bang. ” Badrun berlari keluar dan mengambil sepedah tua miliknya.
Badrun sudah tidak ragu lagi. dia sudah yakin bahwa dia akan bisa melakukan semuanya , dia yakin dia akan bisa segera bisa membayar semua hutang di warung Mbak Beti , Dia yakin kalau dia akan sanggup tinggal di jakarta nanti , Dia yakin kalau dia tidak akan membuat banyak masalah lagi… , Dia yakin kalau dia akan menjadi seorang pilot yang sangat keren” Badrun mengais terus sepeda tua miliknya hingga dia sampai ketempat rumah sakit dimana Neneknya di rawat.
Ketika Badrun di rumah sakit…..
Satu komentar pada “Dream’s Part 14”